TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Joko Widodo mengabarkan ihwal komitmen investasi dari sejumlah investor asal Inggris ke Indonesia dengan nilai mencapai US$ 9,29 miliar. Komitmen ini tercapai dalam pertemuan dengan beberapa investor besar asal Inggris dalam CEOs Forum di Glasgow, Skotlandia, Senin pagi, 1 November 2021. “Saya ingin menyampaikan apresiasi komitmen investasi Bapak Ibu sekalian ke Indonesia sebesar US$ 9,29 miliar,” kata Jokowi dalam keterangan resmi Istana.
Adapun komitmen investasi US$ 9,29 miliar ini ditujukan untuk percepatan transisi energi dan ekonomi hijau di Indonesia. Jokowi pun menegaskan bahwa Indonesia selalu menjalankan komitmennya dan tidak suka membuat retorika.
“Indonesia siap menjadi mitra yang baik bagi investasi anda,” kata Jokowi. Pesan ini disampaikan Jokowi kepada CEO yang hadir, yang bergerak di berbagai macam industri.
Mulai dari bidang energi terbarukan, komoditas berkelanjutan, keuangan serta infrastruktur yang berasal perusahaan-perusahaan terkemuka. Di antaranya seperti British Petroleum (BP), Jardine Matheson, Mars Wrigley UK, Standard Chartered, HSBC, dan Shire Oak.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbincang dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam KTT perubahan iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia, Inggris Raya, 1 November 2021. KTT COP26 akan dipimpin langsung oleh Boris Johnson dengan dihadiri oleh 121 kepala negara dan kepala pemerintahan. Stefan Rousseau/Pool via REUTERS
Salah satu CEO pun menyebut Indonesia telah menjadi destinasi yang sangat atraktif bagi investasi asing. “Kami percaya Indonesia akan terus menarik investasi dari seluruh dunia,” ucap salah satu dari CEO, dikutip dari keterangan resmi Istana.
Lebih lanjut, pertemuan dengan para investor di CEO ini digelar menjelang Jokowi menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi COP26 pada 1-2 November 2021. Ini adalah agenda lanjutan Jokowi, setelah sebelumnya hadir di KTT G20 di Roma, Italia, 30-31 Oktober 2021.
Selain berterima kasih soal komitmen investasi US$ 9,29 miliar, Jokowi juga menekankan pembahasan pada investasi di bidang ekonomi hijau kepada para investor. Beberapa hari lalu, Jokowi menyebut dirinya baru meneken Peraturan Presiden mengenai instrumen nilai ekonomi karbon yang akan mengatur mekanisme carbon trading ke depan.
Selain mengurangi emisi gas rumah kaca, Jokowi menyebut langkah ini juga meningkatkan pendanaan pembangunan. Menurut dia, pasar karbon harus dikelola dengan berkeadilan dan transparan. “Kebijakan pengendalian perubahan iklim Indonesia juga mencakup transisi menuju green economy,” kata dia.
Selain itu di sektor energi, kata Jokowi, Indonesia turut membuka peluang investasi untuk melakukan early retirement dari pembangkit-pembangkit batu bara. Lalu kemudian, mengganti pembangkit itu dengan energi terbarukan.
Saat ini, kata Jokowi, pemerintah Indonesia telah mengidentifikasi ada 5,5 Giga Watt (GWK PLTU Batubara yang bisa masuk dalam proyek early retirement ini. Adapun kebutuhan pendanaannya sebesar US$ 25 sampai 30 miliar selama 8 tahun ke depan.
Berikutnya, Jokowi menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi pengembangan kendaraan dan baterai listrik. Lantaran, Indonesia kaya akan mineral seperti nikel, tembaga, dan bauksit atau alumunium. Jokowi menyebut saat ini sudah ada US$ 35 miliar investasi, baik yang sudah komitmen dan juga sedang berjalan, di bisnis ini.
Terakhir, Jokowi menyampaikan soal pembangunan Green Industrial Park di Kalimantan Utara seluas 13 ribu hektare yang sedang berjalan. Lokasi ini akan menggunakan sumber energi ramah lingkungan seperti hydropower dan solar panel farm. Sehingga produk yang dihasilkan disebut akan ramah lingkungan.
Baca Juga: Indonesia Resmi Terima Presidensi G20, Jokowi Undang Para Pemimpin Dunia ke Bali